Mitos-Mitos yang Salah Tentang Ban Mobil (Bag.2)

Banyak orang belum mengerti seluk-beluk memperlakukan ban, tapi banyak juga yang sok tahu. Maka dari itu beredarlah segudang mitos tentang ban. Celakanya, bila mitos yang salah dipercaya publik, ini akan membuat ribuan nyawa terancam.
Berikut sejumlah mitos mengenai ‘si karet bundar’ bagian kedua:

6. Makin lebar alur airnya, berarti cengkeraman ban makin baik
Tidak benar. Semakin lebar alur airnya berarti semakin sedikit karet yang menempel ke jalan. Ini akan sangat merugikan di saat kondisi jalan kering. Dan sebagian besar waktu kita berjalan dengan mobil adalah saat kering.

7. Makin mahal ban makin bagus performanya
Di banyak kasus, ya. Ban mahal di ukuran dan kelas yang sama, bukannya tanpa alasan. Ini adalah kompensasi dari riset mahal yang dilakukan oleh produsennya. Berdasarkan tes ban yang dilakukan beberapa lembaga independen di Amerika, ban berharga mahal cenderung memberi cengkeraman baik, memiliki kebisingan lebih rendah, daya tahan lebih lama, serta hambatan gelinding lebih rendah.
8. Makin tipis ban makin mudah rusak
Belum tentu. Bila dalam pemakaian normal di jalan halus, ban profil tipis justru bisa lebih panjang umur pakainya. Ini karena cengkeraman yang tinggi sehingga tapak ban jarang bergeser terhadap aspal. Tapi memang, bila sering menghantam jalan rusak, profil ban tipis akan mempercepat rusaknya ban, atau bahkan pelek.

9. Spooring mempengaruhi keausan ban
Ya. Bahkan ini adalah salah satu faktor terberat yang mempengaruhi keausan ban. Spooring  yang tidak benar akan membuat ban habis secara cepat dan tidak merata. Untuk itu sangat dianjurkan Anda melakukan spooring  setiap 10.000 km atau ketika ada gejala lain yang dirasakan seperti setir membuang ke satu arah dan ban berdecit ketika membelok patah.

10. Ban kotor lebih mudah kempis
Ya. Ketika kering, debu atau lumpur mungkin hanya berada di luar ban. Tapi begitu hujan, air akan mempermudah kotoran tadi menyelusup ke sela-sela ban dan pelek. Ini dapat menyebabkan ban kempis secara perlahan.