Sebelum memutuskan untuk mengganti sokbreker, tentu Anda perlu mengetahui kondisinya terlebih dahulu. Bila kinerja sokbreker dirasa mulai melemah atau usia telah mencapai 3 – 5 tahun/lebih dari 60.000 km.
Ciri yang dapat langsung dirasakan, ketika ayunan mobil terasa berlebih saat melewati lubang jalan atau gundukan. Hal ini menandakan kinerja sokbreker telah mulai melemah. Lainnya adalah rembesnya cairan oli pada sil di sokbreker, sehingga tekanan pun menurun drastis. paling parah bila sokbreker telah mengeluarkan bunyi ‘bletak’ Iatau tumbukan antar komponen di dalam sokbreker itu sendiri.
Ciri yang dapat langsung dirasakan, ketika ayunan mobil terasa berlebih saat melewati lubang jalan atau gundukan. Hal ini menandakan kinerja sokbreker telah mulai melemah. Lainnya adalah rembesnya cairan oli pada sil di sokbreker, sehingga tekanan pun menurun drastis. paling parah bila sokbreker telah mengeluarkan bunyi ‘bletak’ Iatau tumbukan antar komponen di dalam sokbreker itu sendiri.
Pasalnya,
sokbreker memiliki fungsi untuk meredam gerakaan berlebih dari per di
kendaraan. Bila mobil mengayun berlebih saat menabrak lubang, tentu
sangat mempengaruhi pengedalian dan kestabilan mobil. Belum lagi,
keasusan ban pun menjadi tidak merata lantaran permukan ban tidak
menerima beban secara merata.
Selain memperhatikan unsur safety dan kenyamanan, factor biaya produksi pun menjadi salah satu acuan untuk memperoleh harga jual kendaraan yang kompetitif. Tak pelak, ini bersinggungan dengan penerapan teknologi didalamnya.
Umumnya, jenis sokbreker terbagi menjadi dua; tipe oli dan gas. Kedua jenis ini memiliki karakter yang berbeda. Dimana jenis oli memiliki kecenderungan berkarakter nyaman ketimbang jenis gas. Tipe gas pun tidak serta merta berisikan gas 100%. Peran oli sebagai pelumas pun tetap dibutuhkan.
Untuk mengetahui sokbreker jenis oli atau gas, Anda dapat menekannya. Jika sokbreker jenis oli, maka batang sokbreker tidak akan kembali terangkat ke posisi semula. Pun begitu sebaliknya.
Selain itu, beberapa produk aftermarket kerap menawarkan sokbreker tipe double action. Padahal, tipe ini cukup mempengaruhi kinerja sokbreker ke sisi negatif. Dimana peran sokbreker lebih kepada menjaga kecepatan saat kembali ke posisi semula atau rebound.
Double atau single action hanya merupakan perbandingan persentase antara saat compress dan rebound. Bila single action memiliki perbandingan 40 compress dan 60 rebound, maka double action sebaliknya. Dimana semakin tinggi angka persentase, maka sokbreker memiliki tahanan yang semakin kuat. Jadi saat rebound, selain per yang memiliki karakter memantulkan, sokbreker pun kian menambah kecepatan ketika pergerakan ke atas atau kembali ke posisi semula.
Sedangkan desain sokbreker juga terbagi menjadi dua model; mono tube atau twin tube. Mayoritas produsen mobil yang mengedepankan kenyamanan dan durability yang tinggi, tentu twin tube menjadi pilihannya. Dengan karakter tidak linear, membuat kenyamanan berkendara saat diisi oleh sedikit penumpang atau bermuatan penuh akan terjaga. Sebab, semakin sokbreker ditekan, maka tingkat kekerasannya akan semakin tinggi.
Berbeda dengan model mono tube. Dimana tekanan akan tetap sama ketika sokbreker di tekan habis sekalipun. Plus, kekuatan berkat model dua tabung ketimbang single tabung dalam menahan bobot kendaraan.
Nah, bila telah memahami karakter dari produk sokbreker aftermarket, anda pun dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Apalagi bila Anda memilih sokbreker yang telah dilengkapi pengaturan tingkat kekerasan. Fleksibilitas pun kian menjanjikan untuk mengetahui frekuensi yang tepat di sistem suspensi mobil Anda.
Selain memperhatikan unsur safety dan kenyamanan, factor biaya produksi pun menjadi salah satu acuan untuk memperoleh harga jual kendaraan yang kompetitif. Tak pelak, ini bersinggungan dengan penerapan teknologi didalamnya.
Umumnya, jenis sokbreker terbagi menjadi dua; tipe oli dan gas. Kedua jenis ini memiliki karakter yang berbeda. Dimana jenis oli memiliki kecenderungan berkarakter nyaman ketimbang jenis gas. Tipe gas pun tidak serta merta berisikan gas 100%. Peran oli sebagai pelumas pun tetap dibutuhkan.
Untuk mengetahui sokbreker jenis oli atau gas, Anda dapat menekannya. Jika sokbreker jenis oli, maka batang sokbreker tidak akan kembali terangkat ke posisi semula. Pun begitu sebaliknya.
Selain itu, beberapa produk aftermarket kerap menawarkan sokbreker tipe double action. Padahal, tipe ini cukup mempengaruhi kinerja sokbreker ke sisi negatif. Dimana peran sokbreker lebih kepada menjaga kecepatan saat kembali ke posisi semula atau rebound.
Double atau single action hanya merupakan perbandingan persentase antara saat compress dan rebound. Bila single action memiliki perbandingan 40 compress dan 60 rebound, maka double action sebaliknya. Dimana semakin tinggi angka persentase, maka sokbreker memiliki tahanan yang semakin kuat. Jadi saat rebound, selain per yang memiliki karakter memantulkan, sokbreker pun kian menambah kecepatan ketika pergerakan ke atas atau kembali ke posisi semula.
Sedangkan desain sokbreker juga terbagi menjadi dua model; mono tube atau twin tube. Mayoritas produsen mobil yang mengedepankan kenyamanan dan durability yang tinggi, tentu twin tube menjadi pilihannya. Dengan karakter tidak linear, membuat kenyamanan berkendara saat diisi oleh sedikit penumpang atau bermuatan penuh akan terjaga. Sebab, semakin sokbreker ditekan, maka tingkat kekerasannya akan semakin tinggi.
Berbeda dengan model mono tube. Dimana tekanan akan tetap sama ketika sokbreker di tekan habis sekalipun. Plus, kekuatan berkat model dua tabung ketimbang single tabung dalam menahan bobot kendaraan.
Nah, bila telah memahami karakter dari produk sokbreker aftermarket, anda pun dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Apalagi bila Anda memilih sokbreker yang telah dilengkapi pengaturan tingkat kekerasan. Fleksibilitas pun kian menjanjikan untuk mengetahui frekuensi yang tepat di sistem suspensi mobil Anda.