Airbag atau kantung udara diciptakan
oleh produsen mobil untuk melindungi pengemudi dan penumpang saat
terjadi kecelakaan. Namun baru sedikit pemilik kendaraan yang memahami
betul prinsip kerjanya. Bila dibiarkan, hal ini bagaikan bom waktu yang
dapat mencederai penumpang sewaktu-waktu.
Salah satu anggapan yang banyak terbentuk di masyarakat awam mengenai kantung udara adalah sebuah bantalan udara empuk yang akan melindungi saat terjadi kecelakaan. Hal ini umumnya karena video presentasi mengenai kantung udara ditampilkan dalam kondisi slow motion sehingga menciptakan kesan lembut saat airbag bekerja.
Salah satu anggapan yang banyak terbentuk di masyarakat awam mengenai kantung udara adalah sebuah bantalan udara empuk yang akan melindungi saat terjadi kecelakaan. Hal ini umumnya karena video presentasi mengenai kantung udara ditampilkan dalam kondisi slow motion sehingga menciptakan kesan lembut saat airbag bekerja.
Padahal
kenyataannya kondisi tersebut tidaklah benar. Tekanan udara yang
dihasilkan airbag saat mengembang begitu keras dan sangat cepat
sehingga Anda akan merasa seperti dihantam oleh petinju kelas dunia.
Terbayang bukan bagaimana kerasnya letupan airbag?
Oleh sebab itu, kantung udara merupakan teknologi keselamatan kedua setelah seatbelt, makanya disebut sebagai SRS (Supplemental Restraint System). Jadi sangat berbahaya bila airbag bekerja tanpa dilengkapi dengan penggunaan seatbelt.
Peletakan barang di dasbor mobil dan posisi tangan pengemudi pun tidak dapat dilakukan sembarangan. Bila airbag bekerja, tentu hal ini menjadi sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan cedera pada pengemudi atau penumpang.
Oleh sebab itu, kantung udara merupakan teknologi keselamatan kedua setelah seatbelt, makanya disebut sebagai SRS (Supplemental Restraint System). Jadi sangat berbahaya bila airbag bekerja tanpa dilengkapi dengan penggunaan seatbelt.
Peletakan barang di dasbor mobil dan posisi tangan pengemudi pun tidak dapat dilakukan sembarangan. Bila airbag bekerja, tentu hal ini menjadi sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan cedera pada pengemudi atau penumpang.
Mobil-mobil kelas premium dan
Eropa umumnya telah dilengkapi kantung udara samping ini. Jadi tak hanya
dual airbag di dasbor, bangku pun dilengkapi kantung udara untuk
perlindungan dari arah sisi pengemudi atau penumpang. Beberapa mobil
yang dilengkapi side airbag antara lain Toyota Alphard, line-up BMW,
Audi, Mercedes-Benz, hingga Renault.
Masalahnya, tak sedikit pemilik kendaraan premium ini yang mengganti bahan pelapis joknya dengan kulit. Dengan alasan penampilan dan kemudahan dalam merawat jok kendaraan ketimbang berbahan fabric. Padahal penggantian ini bisa sangat berbahaya.
Pasalnya prosedur penggantian harus dilakukan dengan tepat. Biasanya saat penggantian, prosedur yang umum dilakukan adalah menjahit antar-bagian dengan kuat agar kualitas pengerjaan menjadi lebih baik dalam hal durability (daya tahan).
Terbayang bukan, saat side airbag-nya meletus? Kantung udara bertekanan akan mencari bagian terlemah dari material kulit pembungkus jok untuk merobeknya. Dan hal itu bisa terjadi pada bagian punggung Anda. Untuk menghindari hal ini biasanya airbag akan dinon-aktifkan.
Melemahkan jahitan di sisi jok dengan mengganti jenis benang bukan jawaban yang tepat. Pasalnya, arah dari letusan airbag perlu dikontrol agar tidak menabrak pilar B atau mencederai orang yang duduk di atas bangku.
Untuk mengontrol arah letusan side airbag pabrikan menggunakan belt yang diikatkan pada konstruksi bangku. Panjang-pendeknya belt dan lebar jahitan yang harus robek ketika airbag meletus, harus tepat dan sesuai spesifikasi pabrik. Bila tidak, maka peran keselamatan akan terabaikan karena kantung udara akan mengembang ke arah yang tak sesuai dengan perhitungan produsen mobil.
Arah letusan ini menjadi lebih penting karena side airbag memiliki sifat letusan yang lama untuk kempis kembali. Hal ini bertujuan untuk melindungi penumpang jika mobil sampai terbalik.
Masalahnya, tak sedikit pemilik kendaraan premium ini yang mengganti bahan pelapis joknya dengan kulit. Dengan alasan penampilan dan kemudahan dalam merawat jok kendaraan ketimbang berbahan fabric. Padahal penggantian ini bisa sangat berbahaya.
Pasalnya prosedur penggantian harus dilakukan dengan tepat. Biasanya saat penggantian, prosedur yang umum dilakukan adalah menjahit antar-bagian dengan kuat agar kualitas pengerjaan menjadi lebih baik dalam hal durability (daya tahan).
Terbayang bukan, saat side airbag-nya meletus? Kantung udara bertekanan akan mencari bagian terlemah dari material kulit pembungkus jok untuk merobeknya. Dan hal itu bisa terjadi pada bagian punggung Anda. Untuk menghindari hal ini biasanya airbag akan dinon-aktifkan.
Melemahkan jahitan di sisi jok dengan mengganti jenis benang bukan jawaban yang tepat. Pasalnya, arah dari letusan airbag perlu dikontrol agar tidak menabrak pilar B atau mencederai orang yang duduk di atas bangku.
Untuk mengontrol arah letusan side airbag pabrikan menggunakan belt yang diikatkan pada konstruksi bangku. Panjang-pendeknya belt dan lebar jahitan yang harus robek ketika airbag meletus, harus tepat dan sesuai spesifikasi pabrik. Bila tidak, maka peran keselamatan akan terabaikan karena kantung udara akan mengembang ke arah yang tak sesuai dengan perhitungan produsen mobil.
Arah letusan ini menjadi lebih penting karena side airbag memiliki sifat letusan yang lama untuk kempis kembali. Hal ini bertujuan untuk melindungi penumpang jika mobil sampai terbalik.