Tips Membersihkan Mobil dari Debu

Saat musim kemarau tiba, ada satu masalah yang kerap menghantui pemilik mobil, yakni serangan debu pada permukaan bodi mobil.

Jika sudah begini, maka perasaan risih langsung menyergap. Apalagi jika debunya hanyalah debu halus yang muncul ketika saat mobil diparkir. Satu-satunya jalan tentu dengan membersihkan semua debu agar tampilan mobil menjadi bersih kembali.


Ada cara praktis mendapatkan bersih maksimal. Yaitu menggunakan kemoceng atau sulak. Kemoceng sering digunakan untuk mengenyahkan debu halus tanpa harus mencuci mobil. Sehingga tenaga dan waktu pengerjaan lebih efisien.

Namun ada bebera­pa hal yang perlu diperhati­kan saat membersihkan debu. Jika debunya sudah terla­lu tebal, sebaiknya jangan menggunakan kemoceng, langsung saja cuci dengan air dan sabun.

Jika debu terlampau tebal, membersihkan dengan sulak hanya akan mengundang potensi gores halus. Gerakan me­nyapu permukaan dengan permukaan yang kering akan membuat debu berge­sekan dengan bodi. Gesek­an itulah yang berpotensi menimbulkan baret.

Perhatikan juga warna mo­­bil. Jika kelirnya gelap, ke­mungkinan muncul­nya ba­ret halus berbentuk sa­rang laba-laba (swirl mark) jadi le­bih besar. Sehingga, Anda ha­rus pastikan debu yang menem­pel tidak terlalu tebal.

Kemoceng yang paling baik adalah yang berbahan wool. Material ini sangat halus dan efektif menangkap debu. Jika sulit menemukan yang berbahan wool, bisa pilih material microfibre. Bahan ini cukup banyak dijual di toko alat-alat car care

Yang justru tidak direkomendasikan justru bulu ayam. Di bagian bulunya memang halus, sangat halus, tapi bahaya datang dari batangnya yang bersifat keras. Ada kemungkinan batang menggores saat bersentuhan dengan bodi.

Inilah beberapa langkah yang harus diperhatikan saat menggunakan kemoceng.

-Jauhkan gagang dari permukaan bodi. Jika ujungnya terkena bodi maka dapat menggores permukaan.
-Jangan ditekan. Cukup seka ujung bulu kemoceng ke permukaan bodi.
-Lakukan gerakan satu arah. Misalnya dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Gerakan bolak-balik berbentuk kipas sangat berpotensi menimbulkan baret.