Setiap orang bisa berbeda selera dalam
hal pemilihan wewangian ini, maka terciptakan berbagai aroma rasa. Begitu
pula dengan pemilihan bentuk serta kemasan parfum mobil itu. Untuk kendaraan, umumnya jangka waktu aroma dari parfum bekerja optimal
berkisar 30 hingga 60 hari. Mari kita simak plus minus dari berbagai
jenis parfum yang tersedia pasar saat ini.
Alkohol dan non-alkohol
Untuk ketahanan pemakaian, aroma wewangian kerap mengadopsi zat lain. Namun biasanya parfum mobil ada yang menggunakan alkohol dan ada juga yang tidak.
Untuk parfum yang menggunakan alkohol, ciri paling kentara adalah produk ini mudah menguap dan aromanya sedikit menyengat. Efeknya, penciuman Anda terasa kering dan dapat menimbulkan alergi. Selain itu, ada perubahan bentuk seperti yang terjadi pada parfum gel.
Sementara untuk parfum berbentuk cair, lama kelamaan menjadi lebih kental akibat kandungan alkoholnya menguap. Ujung-ujungnya, aroma harum turut memudar. Singkatnya, waktu pakainya lebih pendek, tidak sesuai seperti yang tertulis pada kemasannya.
Lain halnya dengan parfum non-alkohol. Produknya jelas lebih ramah lingkungan dan tidak menyebabkan alergi. Untuk produk ini, biasanya lebih tahan lama pemakaiannya.
Untuk ketahanan pemakaian, aroma wewangian kerap mengadopsi zat lain. Namun biasanya parfum mobil ada yang menggunakan alkohol dan ada juga yang tidak.
Untuk parfum yang menggunakan alkohol, ciri paling kentara adalah produk ini mudah menguap dan aromanya sedikit menyengat. Efeknya, penciuman Anda terasa kering dan dapat menimbulkan alergi. Selain itu, ada perubahan bentuk seperti yang terjadi pada parfum gel.
Sementara untuk parfum berbentuk cair, lama kelamaan menjadi lebih kental akibat kandungan alkoholnya menguap. Ujung-ujungnya, aroma harum turut memudar. Singkatnya, waktu pakainya lebih pendek, tidak sesuai seperti yang tertulis pada kemasannya.
Lain halnya dengan parfum non-alkohol. Produknya jelas lebih ramah lingkungan dan tidak menyebabkan alergi. Untuk produk ini, biasanya lebih tahan lama pemakaiannya.
Bentuk dan kemasan
Botol
Pada awalnya, sebagian besar parfum mobil menggunakan kemasan botol. Bisa dibilang model ini trendy dan beredar hingga kini. Apalagi desain botol parfum pun dibuat beragam agar lebih menarik atau lebih mudah untuk diletakkan.
Umumnya, parfum cair menggunakan wadah ini. Namun ketika salah peletakkan dan tidak menggunakan perekat (double tape), kemungkinan tumpah cukup besar. Dan ketika dibiarkan lama dan mengering, sulit untuk dibersihkan.
(+): Desain beragam, bisa diisi ulang, isi bisa dipantau
(-): Mudah tumpah, menggangu konsentrasi mengemudi
Kaleng/plastik
Untuk kemasan seperti ini, parfum yang dikemas dalam kaleng atau plastik cukup digandrungi. Selain praktis, pemasangannya serta peletakkan bisa lebih fleksibel sesuai keinginan pengguna. Sementara content-nya, selain dari cairan, model ini juga bisa mengadopsi gel.
(+): Bisa diisi ulang, praktis dan fleksibel dalam peletakan
(-): Residu kotor, bisa menyimpan debu
Klip pada AC
Soal kepraktisan, model klip parfum ini begitu menonjol. Selain kemudahan dalam pemasangan, aroma parfum bisa langsung menyebar ke seluruh kabin ketika AC diaktifkan. Umumnya, content cair mendominasi bentuk kemasan ini. Apalagi refill-nya pun tersedia. Tinggal dilekatkan di antara kisi-kisi AC, aroma wewangian langsung menebar.
(+): Praktis dalam penempatan, aroma cepat menyebar merata,
(-): Kerap merusak kisi-kisi AC, aroma cepat memudar
Gantung
Selain praktis dalam peletakan, harga kemasan seperti ini juga lebih terjangkau. Tinggal buka salah satu ujung kemasan dan menggantungnya. Aroma pun langsung menebar ke seantero kabin. Sementara content-nya pun beragam. Mulai dari cairan, gel hingga rempah-rempah pun tersedia.
(+): Harga terjangkau, bisa isi ulang, praktis
(-): Desain biasa saja, bisa mengganggu konsentrasi, aroma cepat pudar
Botol
Pada awalnya, sebagian besar parfum mobil menggunakan kemasan botol. Bisa dibilang model ini trendy dan beredar hingga kini. Apalagi desain botol parfum pun dibuat beragam agar lebih menarik atau lebih mudah untuk diletakkan.
Umumnya, parfum cair menggunakan wadah ini. Namun ketika salah peletakkan dan tidak menggunakan perekat (double tape), kemungkinan tumpah cukup besar. Dan ketika dibiarkan lama dan mengering, sulit untuk dibersihkan.
(+): Desain beragam, bisa diisi ulang, isi bisa dipantau
(-): Mudah tumpah, menggangu konsentrasi mengemudi
Kaleng/plastik
Untuk kemasan seperti ini, parfum yang dikemas dalam kaleng atau plastik cukup digandrungi. Selain praktis, pemasangannya serta peletakkan bisa lebih fleksibel sesuai keinginan pengguna. Sementara content-nya, selain dari cairan, model ini juga bisa mengadopsi gel.
(+): Bisa diisi ulang, praktis dan fleksibel dalam peletakan
(-): Residu kotor, bisa menyimpan debu
Klip pada AC
Soal kepraktisan, model klip parfum ini begitu menonjol. Selain kemudahan dalam pemasangan, aroma parfum bisa langsung menyebar ke seluruh kabin ketika AC diaktifkan. Umumnya, content cair mendominasi bentuk kemasan ini. Apalagi refill-nya pun tersedia. Tinggal dilekatkan di antara kisi-kisi AC, aroma wewangian langsung menebar.
(+): Praktis dalam penempatan, aroma cepat menyebar merata,
(-): Kerap merusak kisi-kisi AC, aroma cepat memudar
Gantung
Selain praktis dalam peletakan, harga kemasan seperti ini juga lebih terjangkau. Tinggal buka salah satu ujung kemasan dan menggantungnya. Aroma pun langsung menebar ke seantero kabin. Sementara content-nya pun beragam. Mulai dari cairan, gel hingga rempah-rempah pun tersedia.
(+): Harga terjangkau, bisa isi ulang, praktis
(-): Desain biasa saja, bisa mengganggu konsentrasi, aroma cepat pudar