Bengkel resmi agen pemegang merek (APM) rata-rata memiliki standar
kualitas yang baik, sesuai dengan syarat dari prinsipal-nya. Artinya,
ada standar yang berlaku secara internasional, misalnya workshop BMW
atau Mercedes-Benz di Indonesia, memang sesuai dengan standar kedua
manufaktur itu secara global.
Demikian pula dengan bengkel resmi Toyota, Suzuki, Ford, Honda, Chevrolet, Mazda, Daihatsu, Subaru, Ferrari dan sebagainya.
Tetapi,
bagaimana bila suatu ketika Anda harus masuk ke bengkel non-resmi? Atau
ketika Anda memang ingin memilih perawatan mobil Anda diserahkan kepada
bengkel non-resmi? Agaknya, Anda harus punya prinsip bahwa penampilan
sebuah bengkel tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas pekerjaan
dan layanannya.
Artinya, bisa saja sebuah bengkel tampil bagus dan
megah, namun kualitas pekerjaannya kurang memuaskan. Atau sebaliknya,
suatu bengkel kelihatan bergaya 'asli bengkel' (terlihat kotor dengan
banyak ceceran oli atau tool yang berserakan), termasuk bangunan yang
sederhana, namun kerjanya memuaskan.
Memang tak mudah menemukan
bengkel non-resmi yang cocok di hati. Kuncinya adalah 'teliti sebelum
membeli'. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang suatu bengkel yang
Anda incar, baik dari teman-teman, mailing list, atau media cetak.
Kemudian
bila Anda merasa berminat pada bengkel itu, mulailah dengan meminta
layanan yang mudah dan murah, misalnya penggantian oli,
spooring-balancing dan sebagainya. dari pekerjaan kecil seperti itu,
Anda bisa menilai kira-kira seperti apa kualitas bengkel itu untuk
pekerjaan yang lebih besar.
Selain itu, jangan ragu untuk
berkomunikasi dengan mekanik, manajer atau pemilik bengkel, untuk
mengetahui sejauh mana kepedulian mereka kepada pelanggan, sekaligus
kemampuan mereka dalam dunia mobil. Bila Anda berhasil menemukan bengkel
non-resmi yang cocok, maka selanjutnya perawatan mobil Anda bisa lebih
murah, berkualitas, fleksibel dan nyaman.